Friday, 18 November 2011

KaPuR DaN PeMaDaM

KAPUR DAN PEMADAM


Ceritanya bermula begini,Seorang guru wanita sedang bersemangat
mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap
murid-muridnya.

Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam.Guru
itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini,
ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika
saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya
angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" Murid-muridnya pun
mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara
kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik, sekarang
perhatikan.

Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya
angkat pemadam,maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti
tadi,tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat
sukar untuk mengubahnya.

Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok.
Selang Beberapa saat, permainan berhenti.Sang guru tersenyum
kepada murid-muridnya.

"Murid-murid, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu
haq,yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya.
Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan
perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi
bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi
kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan
dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu
akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya.

Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar
nilai dan ketika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi
sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian
seksi menjadi hal yang lumrah,Sex sebelum nikah menjadi suatu
hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup
dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari,
anda sedikit demi sedikit menerimanya.Paham?" tanya Gurukepada
murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.
"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet.
Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah,
bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa
memijak karpet?"

Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan
tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar,
digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat,
tidak memijak karpet.

"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...
Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda
dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah
mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina
dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda
perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar."

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak
yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah
aqidah yang kuat.

Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau
dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan
dikeluarkan dulu,kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu
satu persatu, baru rumah dihancurkan..." "Begitulah musuh-musuh
Islam menghancurkan kita. Iatidak akan menghentam terang-terangan,
tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai
dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga
meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam
dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka
inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan
inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "Kenapa mereka
tidak beraniterang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya
mereka."Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang,
misalnya Perang Salib,Perang Tartar, dan
lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau
diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya
hancur. Tapi kalau diserang serentakterang-terangan, mereka akan
bangkit serentak, baru mereka akan sedar."

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari
kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik
tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka
dengan masing-masing di kepalanya berfikir tentang permainan dan
nasihat yang guru berikan...

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sumber-sumber lain